KONSEP PEMBANGUNAN PERKOTAAN
A. SMART CITY
Dalam membangun Smart City ada beberapa komponen yang penting dan perlu kita ketahui diantaranya adalah Smart Environment, Smart Infrastructure, Smart Governance, Smart Economy, Smart People dan Smart Living. Dengan adanya Smart City ini yang diharapkan adalah terbentuknya infrastruktur komunikasi dan informatika yang berdaya saing dan layanan yang berkualitas. Target pembangunan infrastruktur TIK meliputi layanan komunikasi dan informatika di wilayah non komersial, akses internet berkecepatan tinggi (pita lebar) sebagai jalan tol informasi dan e-pemerintahan.
1. Smart People. Pengembangan kecerdasan masyarakat kota (smart people) yang inovatif dan kreatif, memanfaatkan potensi keragaman sosial-budaya untuk daya saing kota. Implemantasi: Penyediaan Mobile Training Unit (MTU) yaitu sebuah tempat pembelajaran IT yang bersifat mobile atau dapat berpindah tempat. Di dalam MTU dilengkapi dengan fasilitas dan SDM antara lain bus ber-AC, notebook sebanyak 21 unit, LCD proyektor, sound system, sopir, teknisi dan instruktur.
2. Smart Economy. Pengembangan ekonomi cerdas (smart economy), mengintegrasikan kegiatan ekonomi yang produktif, kreatif, inovatif berbasis teknologi dan ICT, serta efisien dalam pemanfatan sumberdaya untuk membangun daya saing kota. Implementasi: Pengembangan sektor unggulan sebagai brand sebuah kota; Pengembangan ekonomi kreatif; E-commerce dan Pajak online.
2. Smart Economy. Pengembangan ekonomi cerdas (smart economy), mengintegrasikan kegiatan ekonomi yang produktif, kreatif, inovatif berbasis teknologi dan ICT, serta efisien dalam pemanfatan sumberdaya untuk membangun daya saing kota. Implementasi: Pengembangan sektor unggulan sebagai brand sebuah kota; Pengembangan ekonomi kreatif; E-commerce dan Pajak online.
2. Smart Governance. Pengembangan tata kelola pemerintahan yang cerdas (smart governance) dalam pengelolaan perkotaan yang inovatif, efisien dan berbasis ICT. Implementasi: Aspirasi warga online; Pelayanan publik online dan Transparansi pembangunan.
3. Smart Living. Pengembangan hunian cerdas (smart living) dalam upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat kota berbasis informasi dan teknologi. Implementasi: Kemudahan akses fasilitas kesehatan dengan aplikasi e-health; Keamanan dengan sistem CCTV kota.
4. Smart Infrastructure. Pengembangan infrastruktur cerdas (smart infrastructure) dalam upaya peningkatan daya saing kota melalui pelayanan cepat dan tepat. Implementasi: Akses internet publik gratis; Aplikasi pendaftaran murid online; Aplikasi sistem manajemen dan informasi kesehatan online serta Penggunaan CCTV untuk keamanan tempat publik. Pemberian bantuan internet kepada RW se-kota Surabaya serta penyediaan Akses Free WiFi yang terletak di Ruang Publik.
5. Smart Environment. Pengembangan lingkungan kota yang cerdas (smart environment) melalui pengelolaan sumber daya lingkungan kota berbasis teknologi. Implementasi: Penerapan energi terbarukan; Penerapan konsep daur ulang dan zero waste.
B. GREEN CITIES
Green Cities adalah konsep pembangunan kota berkelanjutan dan ramah lingkungan yang dicapai dengan strategi pembangunan seimbang antara pertumbuhan ekonomi, kehidupan sosial dan perlindungan lingkungan sehingga kota menjadi tempat yang layak huni tidak hanya bagi generasi sekarang, namun juga generasi berikutnya. Ada 8 hal yang menjadi dasar dalam Green Cities yaitu: Green Planning and Design, Green Open space, Green Community, Green Waste, Green Transportation, Green Water,Green Energy dan Green Building.
Program Pengembangan Green Cities
Green Cities akan dikembangkan untuk pembangunan kota-kota terpadu berdasar pada faktor lingkungan, inklusivitas sosial dan adaptasi perubahan serta mitigasi untuk meningkatkan kualitas layanan dan ketahanan perkotaan. Perencanaan dan investasi utama Green Cities yaitu mengembangkan profil perkotaan yang meliputi lingkungan dan kondisi sosial ekonomi, penilaian kebutuhan untuk masing-masing kota untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan potensi sektor perkotaan dalam meningkatkan efisiensi sumber daya dan ketahanan dalam pelayanan perkotaan. Dan mengembangkan manajemen dan pelaksanaan rencana kota, termasuk rencana investasi dan pengembangan kapasitas untuk inisiasi baru dan retrofits dalam jangka pendek dan panjang. Investasi jangka pendek akan fokus pada layanan perkotaan seperti transportasi, energi, dan lingkungan (air, air limbah, dan limbah padat).
C. URBAN NEXUS
Urban NEXUS adalah suatu pendekatan terhadap rancangan kebijakan pembangunan perkotaan yang berkelanjutan. Pendekatan yang mengarahkan para pemilik kepentingan untuk mengidentifikasi segala aspek di daerahnya sehingga dapat meningkatkan kinerja kelembagaan, mengoptimalkan pengelolaan sumber daya, dan kualitas layanan. Pendekatan yang dilakukan di Indonesia diantaranya pengenalan teknologi rekayasa yang inovatif di bidang air limbah dan pengelolaan limbah padat, sanitasi lingkungan, pembangkitan energi, jalur ke (urban) pertanian, holistik / perencanaan kota terpadu / penerapan pola pikir "silo" (melakukan Nexus Task Forces di kota-kota), Pendekatan multi level (mikro, meso, makro, supraregional), sektor swasta, sektor sipil, nasional, berdasar pada proyek percontohan / beton / PFS / FS / scaling up. Beberapa negara yang sudah menerapkan Urban Nexus adalah China, Indonesia (Tanjung Pinang, Surakarta/Solo, Pekan Baru), Mongolia, Filipina, Thailand dan Vietnam dengan kebijakan yang diatur sesuai kebutuhan masing-masing daerah.
Pelaksanaan program Urban Nexus Proyek yang perlu dipertimbangkan:
1. Sinkronisasi dengan rencana pembangunan daerah dan kegiatan serupa yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota
2. Pemetaan daerah dan sektor yang akan ditangani sesuai dengan prioritas masing-masing
3. Promosi:
a. Strategi Market Sosial: Masyarakat dan sektor swasta
b. Strategi Replikasi: wilayah kabupaten dan kota-kota disekitar Program Urban Nexus
4. Menghubungkan konsep Urban Nexus ke Sistem Ketahanan Perkotaan dengan menambahkan indikator kerentanan terhadap dampak perubahan iklim dan bencana, bahaya dan kapasitas masyarakat dalam meresponnya
5. Membangun kapasitas untuk Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam Praktek Manajemen Perkotaan
0 Response to "Konsep Pembangunan Perkotaan"
Posting Komentar